Rabu, 13 November 2013

frustasi psikologi



Drs . H. Ahmad Fauz
i dalam bukunya Psikologi Umum dinyatakan:
Jenis-jenis Frustasi dapat di Golongkan
1. Frustasi lingkungan
   Frustasi yang disebabkan oleh halangan /rintangan yang terdapat dalam lingkungan
2. Frustasi Pribadi
  Frutasi yang tumbuh dari ketidakpuasan seseorang dalam mencapai tujuan dengan perkataan lain frustasi pribadi ini terjadi karena adanya perbedaan antara tingkatan aspirasi dengan tingkatan kemampuannya.
3.  Frustasi konflik
    
Frustasi yang disebabkan oleh konflik dari berbagai motif dalam
    diri seseorang .dengan adanya motif saling bertentangan , maka
    pemuasan dari salah satu motif akan meyebabkan frustasi bagi
    motif yang lain .

  Frustasi dapat diartikan sebagai kekecewaan dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya keinginan.
  Pengertian lain dari frustasi adalah “rasa kecewa yang mendalam karena tujuan yang dikehendaki tak kunjung terlaksana”.
Adapun wujud dari cara-cara individu dalam mereaksi frustasi itu diantaranya adalah sebagai berikut :
1.  Agresi marah (angry agression), yaitu akibat tujuan yang akan dicapainya mengalami kegagalan, individu menjadi agresif, marah-marah, dan merusak, baik terhadap dirinya maupun terhadap situasi di luar dirinya.
2. Bertindak secara ekplosif, baik dengan perbuatan jasmaniah maupun dengan ucapan-ucapan.
3. Dengan cara introversi, yaitu dengan menarik diri dari dunia nyata dan masuk ke dunia khayal (day dreaming).
4. Perasaan tak bahagia, reaksi ini menunjukkan sikap tak berdaya, patah hati, pasif dan terkadang sampai sakit.
5. Kemunduruan (regression), yaitu tingkah laku yang kekanak-kanakan, seperti ngompol dan mengisap ibu jari.
6.Fiksasi, mengulang kembali sesuatu yang menyenangkan, atau kemandekan dalam perkembangan berikutnya.
7. Penekanan, dengan cara menekan pengalaman traumatis, keinginan, kekesalan atau ketidak senangan ke alam tidak sadar.
8. Rasionalisasi, usaha-usaha mencari-cari dalih pada orang lain untuk menutupi kesalahan (kegagalan).
9. Proyeksi, meleparkan sebab kegagalannya para orang lain atau sesuatu di luar dirinya.
10.Kompensasi, individu berusaha untuk menutupi kekurangan atau kegagalannya dengan cara-cara lain yang dianggap memadai.
11. Sublimasi, mengalihkan tujuan pada tujuan lain yang mempunyai nilai sosial atau etika yang lebih tinggi.
Konflik dapat dibedakan menjadi :
a.       Motif adalah Majemuk
Seorang karyawan yang melakukan kerja dengan giat, tidak hanya karena ia ingin naik pangkat, tetapi juga ingin diakui atau dipuji, mendapat upah yang tinggi.
Jadi ia melakukan tidak hanya untuk satu tujuan, tetapi untuk beberapa tujuan yang berlangsung secara bersama–sama.
b.      Motif dapat Berubah –ubah
Motif yang sering mengalami perubahan, karena keinginan selalu berubah–ubah sesaui dengan kebutuhan dan kepentingannya. Misalnya, seorang karyawan pada suatu saat menginginkan gaji yang tinggi, pada saat yang lain dia menginginkan pimpinan yang baik atau kondisi kerja yang menyenangkan. Motif sangat dinamis dan geraknya mengikuti kepentingan–kepentingan individu
c.       Motif Berbeda–beda bagi Individu.
Dua orang yang melakukan pekerjaan yang sama ternyata memiliki motif yang berbeda. Misalnya, dua orang karyawan yang berkerja pada satu perusahaan yang sama dan pada ruang yang sama pula, motivasinya dapat berbeda. Yang seorang menginginkan teman sekerja yang baik, sedangkan yang lain menginginkan kondisi kerja yang menyenangkan
D.     Beberapa Motif Tidak Disadari oleh Individu
Banyak tingkah laku yang tidak disadari oleh pelakunya, sehingga beberapa dorongan yang muncul karena berhadapan dengan situasi yang kurang menguntungkan, lalu ditekan di bawah sadarnya. Dengan demikian kalau ada dorongan dari dalam yang kuat membuat individu tersebut tidak bisa memahami motifnya sendiri.


  Ada banyak hal yang bisa memicu konflik di lingkungan kerja, mulai yang terkait dengan tugas dan pekerjaan sampai ke masalah pribadi. Keadaan ini tentu akan menimbulkan ketidaknyamanan saat beraktivitas di kantor, dan bukan sesuatu yang mustahil kalau berbuntut pada menurunnya produktivitas.
Agar tidak semakin berlarut-larut dan malah merambat ke mana-mana, maka sudah sepatutnya kalau hal ini segera diselesaikan dengan beberapa pendekatan diantaranya:
1.      Mengajak orang yang bersangkutan (terlibat konflik) untuk bicara empat mata di tempat yang jauh dari keramaian. Dengan demikian anda dan lawan bicara bisa lebih bebas mengemukakan isi hati dan pikiran tanpa takut terganggu suasana sekitar.
2.      Saat berbicara, usahakan untuk tetap tenang dan jangan terbawa emosi. Ungkapkan isi hati dan pikiran dengan tenang dan sopan. Satu hal yang perlu diingat adalah mendasarkan semua ucapan berdasarkan fakta atau kenyataan, bukan atas dasar gossip atau asumsi pribadi. Jika tidak, bukannya menyelesaikan masalah, anda malah dapat memperuncing atau menambah masalah
3.       Perhatikan pula ekspresi dan bahasa tubuh anda saat berbicara. Jangan biarkan, misalnya, anda tidak menatap lawan bicara atau menunjukkan mimik wajah cemberut. Bahasa tubuh yang tepat tentu akan mendukung niat baik anda untuk berdamai.
4.      Dengarkan dengan baik saat rekan anda berbicara dan jangan potong pembicaraan agar pesan yang hendak disampaikan bisa diterima dengan baik. Usahakan untuk berempati, sehingga anda tidak melihat masalah melulu dari sudut pandang anda.
5.      Setelah masing-masing mengungkapkan isi hati dan pikirannya, cobalah untuk memberi satu solusi yang sifatnya fleksibel dan terbuka sehingga jalan tengah atas masalah yang dihadapi bisa tercapai. Jangan lupa di sini anda juga dituntut untuk tenang.
6.      Kalau masalah belum juga selesai, ada baiknya untuk berkonsultasi kepada atasan anda, tentunya dengan tidak menjelek-jelekkan rekan anda sendiri. Toh semua ini demi kebaikan anda sendiri
Cara mengola konflik secara efektif
  Dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antar kelompok, konflik sebenarnya merupakan hal alamiah. Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang wajar yang dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya
Penyebab Konflik di dalam organisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor
sebagai berikut
Faktor Manusia :
  Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
  Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
  Timbul karena ciri-ciri kepribadian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter.
B. Faktor Organisasi antara lain :
  Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
Apabila sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi, maka dapat timbul persaingan dalam penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya konflik antar unit/departemen dalam suatu organisasi.
  Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
Tiap-tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan bidangnya. Perbedaan ini sering mengarah pada konflik minat antar unit tersebut. Misalnya, unit penjualan menginginkan harga yang relatif rendah dengan tujuan untuk lebih menarik konsumen, sementara unit produksi menginginkan harga yang tinggi dengan tujuan untuk memajukan perusahaan.
3. Interdependensi tugas.
Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja dari kelompok lainnya.
  Secara sederhana dapat dikatakan bahwa manager sudah seharusnya memiliki keterampilan komunikasi dan penanganan konflik yang tentunya dapat membantu mereka mengimplementasikan keputusan-keputusan untuk mendukungproses pencapaian tujuan suatu organsiasi. Untuk dapat mencapai hal ini,
manager harus dapat mengenali hambatan-hambatan yang dapat mengganggu efektivitas komunikasi yang dapat memacu terjadinya konflik.
Keterampilan komunikasi yang baik dapat mengklarifikasi konflik yang timbul serta dapat memperkecil konsekuensi negatif dari konflik itu sendiri terhadap individual dan organsiasi.
  Manager dituntut untuk memahami akar dari sebuah konflik, mendiagnosis situasi konflik untuk dapat menemukan substansi spesifik dan perbedaan emosional lainnya yang mendasari terjadinya konflik tersebut sehingga dapat ditemukan sebabsebab dari perbedaan ini.
  Orang menangani konflik dengan berbagai cara, tetapi hanya pendekatan penyelesaian masalah yang dapat menghasilkan resolusi konflik yang murni.
              Berbagai strategi manajer konflik harus diketahui oleh seorang manager, sehingga dapat diputuskan strategi mana yang cocok untuk berbagai macam konflik yang dihadapi
Pada akhirnya, hubungan interpersonal seorang manager menghadirkan kesempatan untuk meningkatkan atau malah mengurangi kesuksesannya dalam menangani konflik.
Terlatihnya seorang manager dalam komunikasi dan proses konflik akan menempatkan posisinya sebagai salah satu titik yang paling penting 
dalam kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan

1 komentar:

  1. Slot Casino (2021) - DrmCD
    Play 계룡 출장마사지 the Slot 삼척 출장마사지 Machine 안동 출장안마 games at Slot Casino! Our team of experienced game developers will 안산 출장안마 try 공주 출장안마 your hand at reels, bingo, roulette and much more.

    BalasHapus