Rabu, 13 November 2013

kepemimpinan


Definisi Kepemimpinan :
  1. Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.
  2. Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan.
  3. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan
Ralph M. Stogdill  Kepemimpinan  manajerial adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan  dengan tugas dari anggota kelompok (Stoner, 1986:114)
A.M. Kadarman, Sj dan Jusuf Udaya kepemimpinan didefinisikan sebagai seni atau proses  untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai kelompok (Kadarman et.al, 1992:110)
Kae H. Chung dan Leon C Megginson kepemimpinan didefinisikan sebagai kesanggupan mempengaruhi prilaku orang lain dalam suatu arah tertentu (Kossen, 1986:181)
Edwin A. Fleishman kepemimpinan diartikan suatu usaha mempengaruhi orang antar perseorangan (interpersonal) lewat proses komunikasi untuk
 mencapai satu atau beberapa tujuan (Gibson, Ivancevich and Donnely, 1987:263)
disimpulkan bahwa
 kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk tercapainya suatu tujuan tertentu.
 Adapun 2 (dua) aspek bagi seorang manajer dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai
 tujuan tertentu antara lain:
Kepemimpinan adalah Kerangka Manajemen dan Administrasi. Bahwa Ilmu Manajemen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana orang melaksanakan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya melalui kerja sama dengan orang lain.
Diantara berbagai pendapat :
  1. Marry Bakker Follert mengemukakan bahwa manajemen adalah sebagai seni akan lebih menekankan perlunya sikap dan keterampilan tertentu.
  2. James A.F. Stonner mengemukakan manajemen suatu proses adanya rangkaian kegiatan usaha kerjasama dalam mencapai tujuan
Berdasarkan rangkaian kegiatan usaha yang dikemukakan oleh James A.F. Stonner, dalam kerangka manajemen sebagai suatu proses ada empat macam peranan penting bagi para pemimpin. Antara lain :
  1. Kepemimpinan atau pemimpin pada hakikatnya merupakan salah satu fungsi manajer, di samping fungsi planning, organizing dan controlling.
  2. Di dalam melaksanakan serangkaian fungsi manajemen, pemimpin ( leader ) harus selalu mampu memberikan : petunjuk. bimbingan dan pengarahan kepada bawahan.
  3. Selaku seorang pemimpin, tidak mungkin dan tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya kerja sama dengan bawahan.
  4. Sebagai seorang pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang sebaik-baiknya ( proper atmosphere ), harus memenuhi apa yang diharapkan bawahan, sehingga para bawahan dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.
Ø  Fungsi kepemimpinanYaitu fungsi yang dilaksanakan oleh pemimpi di lingkungan kelompoknya agar secara operasional berhasil guna. Seorang pemimpin mempunyai dua fungsi yaitu:
 fungsi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi sosial/pemeliharaan kelompok.
Fungsi yang berkaitan dengan tugas dapat meliputi pemberian perintah, pemberian saran pemecahan dan menawarkan informasi serta pendapat.
  Sedangkan  fungsi pemeliharaan kelompok/fungsi sosial meliputi semua hal yang membentuk kelompok
 dalam melaksanakan tugas operasinya untuk mencapai tujuan dan sasaran. Sebagai suatu misal persetujuan dengan kelompok lain, menengahi ketidaksepakatan kelompok dan sebagainya.
  Pemimpin yang berhasil menjalankan kedua fungsi tersebut dengan baik adalah pemimpin yang berhasil.
  Gaya Kepemimpinan
Ada dua macam gaya kepemimpinan yaitu :
  1.  Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas.
  2.  Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan.
Ordway Tead adalah perangai yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin :
a.    Energi Jasmani dan Rohani.
    b.    Kepastian akan maksud dan tujuan.
    c.    Antusiasme atau perhatian yang besar.
    d.    Ramah-tamah, penuh rasa persahabatan dan ketulusan hati.
    e.    Integritas atau pribadi yang bulat.
    f.    Kecakapan teknis.
    g.    Mudah mengambil keputusan.
    h.    Cerdas.    i.    Kecakapan mengajar.
    j.    Kesetiaan.
4.    Chester I. Barnard, ada dua sifat utama yang perlu dimiliki oleh pemimpin.
    1. Sifat-sifat pribadi yang meliputi : fisik, kecakapan, teknologi, daya tanggap, pengetahuan, daya ingat, imajinasi.
    2. Sifat-sifat pribadi yang mempunyai watak yang lebih subjektif, yaitu keunggulan seorang pemimpin di dalam :
              - keyakinan
              - ketekunan
              - daya tahan
              - keberanian

gaya yang ber orientasi pada tugas ditandai oleh beberapa hal sebagai berikut:
·         Pemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan.
·          Pemimpin selalu mengadakan pengawasan secara
·          ketat  terhadap bawahan.
·          Pemimpin meyakinkan kepada bawahan bahwa
·          tugas-tugas harus dilaksanakan sesuai dengan  keinginannya.
·         Pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan bawahan.

Gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada karyawan atau bawahan
 ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut.
  • Pemimpin lebih memberikan motivasi daripada memberikan pengawasan kepada bawahan.
  •  Pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.
  •  Pemimpin lebih bersifat kekeluargaan, saling percaya dan kerja   sama, saling
  •  menghormati di antara sesama anggota kelompok.
Salah satu pendekatan yang dikenal dalam menjalankan gaya kepemimpinan
Sistem 1, otoritatif dan eksploitif :
  • manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya.
  • Standar dan metode pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan oleh manajer.



Sistem 2 otoritatif dan benevolent
Manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut.

 Bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan
Sistem 3 konsultatif
  • Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan.
  • Bawahan dapat membuat keputusan –keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas.
  • Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman
Sistem 4 partisipatif
  • sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan.
  •  Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok.
  •  Bila manajer secara formal yang membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat dari para anggota kelompok.
  •  Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya mempergunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada
  •  bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting.

 Dalam kenyataannya, pemimpin yang lebih berorientasi pada karyawan dalam beberapa hal akan memberkan hasil-hasil yang lebih efektif. Ini tidak berarti pemimpin
 tersebut mengabaikan kebutuhan-kebutuhan produksi atau tugas dalam departemennya.
(Stoner, 1986:122-123). Kepemimpinan yang berhasil menghendaki suatu pengertian
 yang mendalam terhadap bawahan
Ketiga, keahlian membangun imej dan kepercayaan. Pemimpin transformational membangun kepercayaan dalam kepemimpinannya dan pencapian tujuannya dengan menunjukkan emej akan kepercayaan dirinya yang tidak tergoyangkan, keyakinan moral yang kuat, pengorbanan diri dan ia sebagai contohnya, dan taktik atau tingkah-laku yang tidak konvensional.


Pemimpin seperti ini desebut transformational leader yang memiliki karakteristik:
Pertama, visi. Pemimpin jenis ini secara inheren mempunyai oreintasi ke depan. Dia juga mengerti masalah terkini dan mampu mengajukan visi imaginatif untuk memecahkan masalah
Kedua, kemampuan retorika. Sebagai tambahan dari kepemilikan visi, pemimpin ini memiliki kemampuan retorika yang tinggi yang bisa membangkitkan emosi dan menginspirasi pengikutnya supaya sevisi dengannya.
4 gaya kepemimpinan
Directive
Adalah salah satu tipe kepemimpinan tertua dan seringkali disebut juga dengan pendekatan otoriter. Dalam tipe ini, pemimpin akan menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu dan mengharapkan mereka untuk segera melakukannya.
Participative
Dalam tipe ini, pemimpin mencari input dari pihak lain dan mengajak orang-orang yang relevan dengan pembahasan untuk pengambilan keputusan
Laissez-faire
Mendorong inisiatif dari banyak pihak agar bersama-sama memikirkan bagaimana proses pengerjaan sampai menghasilkan outcome.
Adaptive
Gaya kepemimpinan yang mengalir dan menyesuaikan gaya sesuai dengan keadaan lingkungan dan individu yang berpartisipasi.
Robbins (2003:740) memberikan saran untuk menciptakan budaya yang etis dengan cara sebagai berikut :
  1. Menjadi model yang kelihatan; karena karyawan akan melihat perilaku manajemen puncak sebagai tolok ukur merancang perilaku yang tepat. Bila manajemen senior terlihat suka mengambil perilaku atau cara-cara yang etis, maka hal ini memberikan kesan yang kuat bahwa kaidah etis diharapkan untuk diikuti karyawan.
  2. Komunikasikan harapan etis; karena ambiguitas etis bisa diminimalisir oleh penyebaran kode etik organisasi. Kode etik tersebut harus menetapkan nilai-nilai utama organisasi dan kaidah etis yang diharapkan untuk diikuti karyawan.
  3. Berikanlah pelatihan etis; dalam bentuk lokakarya, seminar, dan program-progam pelatihan etis. Gunakanlah sesi pelatihan untuk mendorong standar perilaku organisasi, untuk mengklarifikasi praktik apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dan juga untuk mengajukan dilema etis yang mungkin dihadapi oleh para karyawan.
  4. Berikanlah imbalan terhadap perilaku etis, dan hukuman terhadap perilaku tidak etis. Penilaian kinerja karyawan haruslah mencakup sarana yang diambil untuk mencapai sasaran dan hasil, dan juga perilaku etika yang bersangkutan. Tindakan etis, masuk dalam penilaian positif kinerja sedangkan perilaku tidak etis harus mendapat hukuman secara kasat mata
  5. Sediakanlah mekanisme yang bersifat melindungi karyawan yang melaporkan perilaku tidak etis tanpa takut ditegur. Sangat penting bagi organisasi untuk mengadakan konselor etik, obudsmen, atau pejabat etik.
B.  Kepemimpinan dan  peranan  :
  1. Memberikan  atau menyajikan berbagai pengertian ( undestanding )
                mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah kepemimpinan.
  1. Memberikan berbagai macam penafsiran serta pendekatan terhadap permasalahan yang berkaitan dengan kepemimpinan ( predicting ).
  2.  Memberikan pengaruhnya dalam menggunakan berbagai cara dan pendekatan dalam usaha ikut serta menyelesaikan atau memecahkan berbagai persoalan yang timbul dan berkaitan dengan ruang lingkup kepemimpinan ( influencing ).
Kepemimpinan sebagai satu persepsi. Dalam kerangka pengelompokan ilmu-ilmu pengetahuan, kepemimpinan merupakan salah satu imu terapan ilmu-ilmu sosial. Ciri-ciri dan pengertian profesi.
Ada enam macam kriteria yang memberikan ciri bahwa kepemimpinan sebagi suatu ilmu :
memiliki prosedur;
-     memiliki definisi;
-    didukung oleh data yang obyektif;
-    mempunyai berbagai penemuan yang bersifat replicable;
-    pendekatan yang bersifat sistematis dan kumulatif;
-    memiliki tujuan.
-    Dan tujuan daripada setiap lmu pengetahuan pada hakikatnya meliputi :
-    memberikan suatu uraian;
-    memberikan pengertian;
-    memberikan berbagai penafsiran.
-    Dan tujuan-tujuan tersebut hasil diterapkannya suatu ilmu pengetahuan ialah :
-    terciptanya pertumbuhan dan perkembangan pengertian dan kepastian,
-    terwujudnya berbagai hal yang berkaitan dengan kontrol, kreativitas dan berbagai perubahan.

Secara teoritis perlu digali sumber-sumber tertulis yang telah mencoba menganalisa dan merumuskan pengertian profesi tersebut. Pendapat KR Andrews, mengatakan bahwa untuk menentukan satu profesi, apabila lapangan kerja memiliki 5 hal penting :
a.    Pengetahuan
b.    Diterapkan keahliannya
c.    Tanggung Jawab
d.    Self Control
e.    Pengakuan  oleh Masyarakat.
    Ada empat macam yang perlu diperhatikan kaitannya dengan kepribadian, masing-masing ialah :
1.    Kemauan untuk memimpin
2.    Kemampuan berkomunkasi
3.    Harga diri dan kejujuran
4.    Pengalaman pemimpin
    Peranan Kepemimpinan Dalam Konflik Organisasi mengemukakan Peranan Kepemimpinan adalah kepemimpinan dalam kerangka manajemen
Pendapat Stoner dan Mintaberg berdasarkan kedua pendapat tersebut kepemimpinan hanya merupakan peranan seorang manajer :
    Kecakapan untuk memahami bahwa manusia itu pada hakekatnya memiliki kekuatan motivasi dalam waktu yang bervariasi.
  1.   Memiliki kecakapan untuk menimbulkan semangat.
  2. Memiliki kecakapan untuk berbuat dengan cara tertentu.
    Masing-masing peranan atau fungsi tersebut, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    Bersikap adil
2.    Memberikan sugesti
3.    Mendukung tercapainya tujuan
4.    Katalisator
5.    Menciptakan rasa aman
6.    Sebagai wakil organisasi
7.    Sumber inspirasi
8.    Bersikap menghargai



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar